Wali Kota Sutiaji Kembangkan Malang 4.0

Reporter : Bagus Suryo
Malang Creative Center (MCC) sebagai pilar ekonomi masa depan Kota Malang. Sampai semester pertama 2023, sebanyak 1.283 even digelar di MCC dengan 71.000 lebih pengunjung. Foto : Dok. Jatimkini

JATIMKINI.COM, Istilah industri 4.0 merujuk pada kemajuan kecerdasan manusia dengan hadirnya teknologi canggih mendorong otomatisasi industri. Istilah itu muncul pertama kali saat pameran teknologi yang disebut terbesar abad ini pada 4-8 April 2011 di Hannover, Jerman. Sejak saat itu, istilah 4.0 menjadi populer seantero penjuru dunia menandai dimulainya revolusi industri generasi keempat kelanjutan era disrupsi generasi sebelumnya. Kini, memasuki era society 5.0 mendorong orang mendapatkan nilai tambah dari mengelola teknologi informasi dan komunikasi.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan konsep Malang 4.0 fokus pada literasi teknologi informasi di segala bidang. Arah pembangunan sesuai Tri Bina Cita, yakni Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, Kota Industri dan Kota Pariwisata. Kota ini memiliki karakteristik unik 62 perguruan tinggi. Pariwisata berkembang memiliki keunggulan heritage, ekonomi kreatif (ekraf) dan kampung tematik. Struktur ekonomi terutama industri pengolahan yang membutuhkan lahan cukup luas mengalami pergeseran, sehingga industri ekraf menjadi pilihan.

Baca juga: Apindo Jatim Pacu Daya Saing Ekonomi Daerah di Tengah Tekanan Global

"Pertumbuhan ekraf sudah 10,07% (melebihi target 6,45%) mengangkat PDRB," tegas Sutiaji, Kamis (7/9).

Sejatinya program Malang 4.0 merupakan proses pembangunan bukan saja melaksanakan RPJMD, melainkan berkelanjutan selaras RPJPD Kota Malang tahun 2005-2025. Karena itu, keberhasilan pembangunan saat ini bukan klaim sepihak Sutiaji, melainkan hasil kerja bersama atas andil para wali kota sebelumnya dalam konteks pemerintahan daerah. Sutiaji memimpin kota sejak 2018 kini tahapan pembangunan memasuki skala prioritas yang bergulir sampai 2024. skala prioritas itu berusaha mewujudkan Kota Malang sebagai Kota Pendidikan yang berkualitas, berbudaya, berwawasan lingkungan menuju masyarakat sejahtera.

Guna menghasilkan generasi yang berkualitas, Kota Malang lebih dulu menghapus tes baca, tulis, dan menghitung (calistung) di usia emas anak. Kebijakan sejak lima tahun silam akhirnya diikuti pemerintah pusat dalam kaitan merdeka belajar. Pendidikan karakter diperkuat sejalan dengan sekolah ibu atau parenting. Termasuk menekan angka stunting. Sutiaji juga getol salat subuh berjamaah menjadi bagian penting sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Selanjutnya, mendorong kewirausahaan dan pengembangan industri kecil menengah.

Pengembangan ekraf

Baca juga: Hadirkan Konsep Baru, Bolu Malang Singosari Grand Opening Omah Singosari di Kayutangan

Pemkot Malang pun gencar melakukan reorientasi pendidikan dan peningkatan kapasitas berbasis skill dan kompetensi era Industri 4.0. Hal itu diwujudkan akan membuat kurikulum ekraf melibatkan 16 perguruan tinggi. Infrastruktur digital dibangun untuk menyuburkan ekosistem inovasi dan teknologi sekaligus meningkatkan kemudahan berusaha dan berinvestasi. Pembangunan terus digulirkan secara kontinu, pada gilirannya menghasilkan SDM berkualitas, produktif dan berdaya saing.

Menurut Sutiaji, dari sisi sumber daya manusia, Kota Malang itu gudangnya pelaku ekonomi kreatif. Sangat tepat kiranya Malang menjadi pusat pembibitan para inovator dan ahli teknologi informasi. Sejauh ini, lebih dari 178 startup digerakkan oleh generasi muda membuka lapangan kerja. Imbasnya, co-working space bermunculan di mana-mana. Talenta muda startup saling berinteraksi, berkumpul dan kerja bersama. Lalu, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Malang menjadi bagian penting pertemuan bisnis (business matching). Namun, inkubasi SDM ekraf dan industri kreatifnya berada di Malang Creative Center (MCC) sebagai pilar ekonomi masa depan Kota Malang. Sampai semester pertama 2023, sebanyak 1.283 even digelar di MCC dengan 71.000 lebih pengunjung.

Program pelatihan pun diperkuat sejalan dengan pendampingan dan akses ke pasar yang lebih luas. Tujuannya, tentu meningkatkan daya saing dan inovasi. Ekosistem digital didorong berimbas menumbuhkan ekraf dengan memberikan akses ke teknologi, infrastruktur dan fasilitas yang mendukung pertumbuhan bisnis memanfaatkan fasilitas MCC. Pemkot Malang juga membuka akses permodalan menggandeng perbankan sehingga UMKM dan pelaku ekraf mendapatkan kredit dengan bunga kompetitif seperti KUR. Selain itu, kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi digital diperkuat termasuk memfasilitasi platform e-commerce.

Baca juga: Jatim Jadi Tuan Rumah Barati Cup International 2025, Sektor Pariwisata Bakal Terdongkrak

Kalangan milenial didorong berkontribusi dalam inkubasi bisnis bersama perguruan tinggi, termasuk optimalisasi peluang melalui kolaborasi antarlembaga dan swasta bidang ekonomi baru berbasis aplikasi seperti Shopee Kampus, Aplikasi Kasir, Grab dan Gojek. Dengan penerapan strategi dan kebijakan anggaran yang sesuai, Kota Malang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menghadapi masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Alhasil, capaian kinerja pertumbuhan perekonomian 2022 sebesar 6,32% dari tahun sebelumnya 4,21% dan sempat minus 2,26% pada 2020.

Dampak pembangunan berhasil menurunkan kemiskinan sekitar 2.006 orang dalam setahun terakhir. Semula angka kemiskinan 4.062 jiwa atau 4,62% pada tahun 2021 menjadi 4,37% atau sekitar 3.856 jiwa pada 2022. Pengangguran terbuka juga turun dari 9,65% selama 2021 menjadi sebesar 7,66% di tahun 2022. Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Malang naik 0,67% bila dibandingkan tahun 2021. Capaian IPM itu merupakan yang tertinggi ke-2 di Jawa Timur setelah Surabaya. Angka harapan hidup 2022 pun naik menjadi 73,75 tahun dari sebelumnya 73,36 tahun dan 73,27 tahun. Dengan capaian kinerja yang mengesankan itu, Sutiaji berujar belum berpuas diri. Pembangunan harus berkelanjutan dan terus ditingkatkan.

Editor : Redaksi

Ekonomi
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru