Malang Future Telah Tiba

Reporter : Bagus Suryo
Wali Kota Malang Sutiaji melihat karya perupa saat pameran di MCC, beberapa waktu lalu. Foto-foto : Dok. Jatimkini

JATIMKINI.COM, Malang Future sejatinya gagasan genuine yang menjadi kebijakan mewujudkan Kota Malang bermartabat. Makna bermartabat wujud tanggung jawab pemimpin terhadap masyarakat yang dipimpinnya. Bermartabat juga bermakna mewujudkan kota yang senantiasa menjunjung tinggi harkat kemanusiaan selaras masyarakatnya yang aman dan sejahtera. Semua itu tertuang dalam RPJMD perubahan Kota Malang 2018-2023 kini memasuki tahun akhir. Ada enam pilar pembangunan dicapai sesuai karakter dan potensi kota menyatu dalam program The Future of Malang.

Enam pilar 'wajah' Kota Malang masa depan ini terangkum dalam konsep Malang City Heritage (Ikon sejarah dan jejak perjuangan), Malang 4.0 (Literasi teknologi informasi di segala bidang), Malang Creative (Centre of creative economic), Malang Halal (Centre of halal tourism), Malang Services (Role models pemerintahan collaborative) dan Malang Nyaman (Tata kota yang ramah dan berkelanjutan). Semua program pembangunan bergerak bersama secara terintegrasi dengan perencanaan, pengawasan dan parameter yang gamblang.

Baca juga: Risma Blusukan ke Kota Malang, Tawarkan Solusi Banjir di Sungai Bandulan

"Mewujudkan pembangunan dengan memperkuat enam pilar the Future of Malang merupakan hasil ikhtiar bersama," tegas Wali Kota Malang Sutiaji bersama Wakil Wali Kota Sofyan Edi Jarwoko usai upacara HUT Kemerdekaan RI ke-78 di Balai Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (17/8).

Sutiaji menyatakan konsep the Future of Malang muncul dari dinamika berkembang di masyarakat yang mengalami perubahan. Perkembangan ilmu pengetahuan, serta kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah menghadirkan digitalisasi merupakan keniscayaan. Masyarakat kini sedang memasuki era perubahan sangat cepat dan menyusul segera hadir perubahan lainnya. Kenyataannya, 90% penduduk Kota Malang menggunakan telepon pintar mengarah pada masa depan yang kontinu.

Gedung Malang Creative Center (MCC) menjadi pusat aktivitas ekonomi kreatif.

Fakta itu mendorong bagaimana menyikapi tujuan dalam menggerakkan pembangunan. Tentu akan ada pergeseran pelayanan publik semula manual menjadi berbasis digital yang berkaitan dengan faktor kecepatan seperti harapan masyarakat modern. Karena itu sejak awal membangun kota, Sutiaji memperkuat digitalisasi dalam proses pelayanan publik sesuai perkembangan global. Sampai akhirnya, manfaat kebijakan yang adaptif dirasakan langsung oleh masyarakat terutama kala pandemi.

Betapa tidak, penerapan kebijakan tepat Malang Future sudah memberikan kemanfaatan yang berarti. Ketika kebanyakan usaha terjerembap kian dalam selama pandemi, justru aktivasi UMKM berbasis digital mampu bertahan, bahkan meraup keuntungan karena produknya laku di electronic commerce (e-commerce/perdagangan elektronik) dan platform marketplace atau lokapasar.

UMKM juga terbukti cepat bangkit dalam proses pemulihan pascapandemi. Pelayanan publik lancar didukung teknologi informasi. Inovasi bermunculan memberikan manfaat luas secara nasional. Salah satunya adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro sampai level RT/RW selama pandemi yang diinisiasi Sutiaji akhirnya diadopsi secara nasional. Kemajuan ekonomi kreatif (ekraf) pun berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian.

Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menunjukkan produk UMKM.

Baca juga: MODENA Perkenalkan Kembali Produk Unggulan Dukung Gaya Hidup Modern di Malang

Sejumlah pihak sampai beranggapan bahwa Sutiaji memiliki kewaskitaan akan masa depan dengan kata lain weruh sakdurunge winarah secara harfiah mengetahui sebelum sesuatu terjadi. Padahal, Sutiaji mengungkapkan perkembangan global membawa dampak signifikan pada kemajuan teknologi berbasis digital sehingga ekraf menjadi salah satu andalan sekaligus masa depan Kota Malang yang gemilang.

Dalam konteks ini, Sutiaji mengatakan keberhasilan membangun kota bukan dengan cara top-down, melainkan berproses menerapkan strategi kebersamaan, sinergi dan kolaborasi. Partisipasi aktif stakeholder turut terlibat dan bertanggung jawab dalam pembangunan menjadi bagian penting mencapai kinerja optimal dan mengesankan. Alhasil, pertumbuhan perekonomian 2022 tercapai 6,32% dari tahun sebelumnya 4,21% dan sempat minus 2,26% pada 2020. Dampak pembangunan berhasil menurunkan kemiskinan sekitar 2.006 orang dalam setahun terakhir. Semula angka kemiskinan 4.062 jiwa atau 4,62% pada tahun 2021 menjadi 4,37% atau sekitar 3.856 jiwa pada 2022. Pengangguran terbuka juga turun dari 9,65% selama 2021 menjadi sebesar 7,66% di tahun 2022.

Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Malang naik 0,67% bila dibandingkan tahun 2021. Capaian IPM itu merupakan yang tertinggi ke-2 di Jawa Timur setelah Surabaya. Angka harapan hidup 2022 pun naik menjadi 73,75 tahun dari sebelumnya 73,36 tahun dan 73,27 tahun. "Ini menjadi pemicu dan pemacu kita untuk terus maju lebih kuat. Kota Malang bukan milik wali kota atau wakil wali kota, melainkan milik kita semua. Dan, itulah yang kita bangun," ujarnya.

Capaian kinerja itu berproses sejak dekade sebelum 2018 secara berkelanjutan sampai akhirnya berhasil seperti sekarang ini. "Terima kasih yang tak terhingga, panjenengan luar biasa, panjenengan hebat, tanpa panjenengan adalah tidak mungkin kita berada di titik ini," tutur Sutiaji kepada masyarakat Kota Malang, organisasi perangkat daerah dan pemangku kepentingan.

Kebersamaan sampai akhirnya mencapai keberhasilan dalam proses pembangunan juga merupakan andil para pendahulu pemimpin Kota Malang dan masyarakat. "Keberhasilan bukan semata karena Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko, tetapi kebersamaan dari seluruh komunitas di dalamnya," ucapnya.

Baca juga: Akademisi FIB Universitas Brawijaya Apresiasi Kiprah Mahasiswa Lahirkan Karya Sastra

Spirit gotong royong menjadi keutamaan hingga mampu bangkit bersama dari pandemi yang begitu menekan. Termasuk memperkuat nilai-nilai NKRI, kebangsaan dan kebhinekaan.

"Dengan spirit gotong royong, alhamdulillah kita bisa melewati masa pandemi. Dalam kebersamaan melewati pandemi, tanpa terasa semakin menguatkan nilai-nilai NKRI, kebangsaan dan kebhinekaan yang sudah terbangun dengan sangat kuat ini," tuturnya.

Menurut Sutiaji, spirit yang kian menguat dan terjaga menjadi modal melanjutkan proses pembangunan. Saat ini, Kota Malang semakin maju, kuat dan mendunia sekaligus membuktikan Malang Future telah tiba.

"Mudah-mudahan Tuhan memberikan kekuatan agar kita bisa membawa dan memperkuat dari Malang untuk Indonesia dan dunia menjadi semakin nyata," pungkasnya.

Editor : Redaksi

Ekonomi
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru