Menasehati orang yang sedang senang sulitnya bukan main katimbang menasehati orang susah. Ketika ingin menyadarkan penjudi agar menghentikan kegemarannya, semua nasehat hanya masuk ke kuping kiri langsung keluar dari kuping kanan. Beda halnya kalau sudah bangkrut apalagi ditangkap aparat.
Berbicara tentang judi merupakan fenomena yang telah ada sejak peradaban manusia tumbuh. Permainannya dalam beragam bentuk, dari taruhan sederhana di pinggir jalan hingga yang berbasis teknologi di era digital. Namun di balik gemerlap dan keseruan yang ditawarkan, judi menyimpan risiko besar yang sering menghancurkan hidup pelaku maupun keluarga.
Baca juga: Memaknai Politik Agama atau Ideologi
Yang menjadi pertanyaan, apa yang membuat seseorang tertarik pada judi dan bagaimana kita bisa membantu mereka keluar dari lingkaran setan?
Berdasar teori sosial dan kriminologi, judi dapat dipahami melalui beberapa faktor. Pertama, daya tarik dan kesempatan. Judi menawarkan ilusi "kesempatan mudah" untuk mendapatkan keuntungan besar dengan usaha minimal. Bagi sebagian orang terutama mereka yang berada dalam tekanan ekonomi, judi menjadi daya tarik yang sulit ditolak.
Kedua, adrenalin dan hiburan. Banyak penjudi menikmati sensasi adrenalin yang muncul dari ketidakpastian hasil permainan. Sensasi ini mirip dengan euforia yang dirasakan pecandu narkoba sehingga beberapa penelitian menyebut judi sebagai bentuk kecanduan perilaku atau "behavioral addiction".
Ketiga, lingkungan dan pengaruh sosial. Lingkungan yang mendukung aktivitas judi, baik secara langsung maupun tidak, turut berperan besar. Teman, keluarga atau media yang mempromosikan judi sebagai hiburan membuat kebiasaan ini dianggap normal.
Keempat, gangguan psikologis. Bagi sebagian orang, judi menjadi pelarian dari rasa stres, kesepian, atau depresi. Bahkan beberapa orang menunjukkan gejala gangguan kejiwaan.
Baca juga: Ketika Ego Politik Menggilas Kemanusiaan, Amerika Serang Iran
Kenyataan menunjukkan bahwa sangat jarang bahkan hampir mustahil penjudi hidup sejahtera atau kaya dari kebiasaan ini. Judi dicipta untuk menguntungkan bandar, baik berupa kasino fisik maupun online. Mesin-mesin dan algoritma judi online telah dirancang sedemikian rupa untuk memastikan keuntungan bagi operatornya sementara penjudi hanya menjadi sapi perah.
Bagaimana bisa membantu penjudi meninggalkan kebiasaannya? Di sini perlu memberikan penyadaran dan pemahaman. Kampanye yang menjelaskan bagaimana judi bekerja dan siapa yang diuntungkan akan membantu banyak orang terbuka matanya.
Untuk itu ada baiknya mengajak penjudi untuk merenungkan dampak judi terhadap keluarga, masa depan serta dorongan spiritualitas yang bisa memperkuat niatnya untuk berubah. Bagi mereka yang menunjukkan tanda-tanda kecanduan berat, bantuan psikolog atau konselor sangat diperlukan.
Tidak ada kesenangan gratis. Setiap kesenangan adalah hutang yang harus dibayar. Kesenangan berjudi pun harus membayar mahal, selain menguras harta benda juga hancurnya keluarga sangat mungkin terjadi. Bagi yang ingin mengubah hidup, banyak jalan menuju kewarasan. Kuncinya adalah keberanian untuk keluar dari zona senang-senang. Bagaimanapun pesta selalu ada akhirnya.
Baca juga: Perang, Antara Kemanusiaan dan Ego Elit Politik
Penulis : Rokimdakas
Wartawan & Penulis
Kanal Kolom adalah halaman khusus layanan bagi masyarakat untuk menulis berita lepas.
Redaksi Jatimkini.com tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut
Editor : Redaksi