Mengukur Sikap Bijak

Reporter : Redaksi
Ilustrasi

"Apa sampeyan sadar kalau kurang waras?" Pertanyaan ini mencerminkan keprihatinan terhadap mereka yang terjebak dalam pikiran negatif dan prasangka buruk. Perlu kiranya  mengangkat tema menarik tentang perilaku manusia, terutama yang berusia tua namun belum menunjukkan kebijaksanaan.

Kedewasaan jiwa memang tidak selalu berbanding lurus dengan usia. Banyak individu yang, meski tampak berpenampilan baik dan memiliki pengetahuan, ternyata tidak mampu melihat realitas dengan jernih. Mereka sering kali terjebak dalam narasi mereka sendiri, tanpa mau membuka diri terhadap perspektif lain.

Baca juga: Memaknai Politik Agama atau Ideologi

Pengalaman dan pembelajaran dari orang-orang yang lebih bijaksana bisa menjadi kunci untuk mencapai kedewasaan. Sayangnya, banyak yang lebih memilih belajar dari sumber yang tidak mendalam, seperti media sosial, tanpa bimbingan dari figur yang berpengalaman.

Fenomena ini menunjukkan bahwa hanya karena seseorang memiliki latar belakang akademis atau status sosial tertentu, tidak menjamin bahwa mereka memiliki pemahaman yang luas dan bijaksana. Hal ini penting untuk disadari, agar kita tidak hanya terpaku pada penampilan luar, tetapi juga mengedepankan refleksi diri dan keterbukaan terhadap perubahan.

Menghadapi orang-orang dengan pikiran sempit dan prasangka buruk memang menantang. Namun, mungkin dengan empati dan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu mereka menyadari ketidakberdayaan pikiran mereka.

Baca juga: Ketika Ego Politik Menggilas Kemanusiaan, Amerika Serang Iran 

Penulis : Rokimdakas

Kanal Kolom adalah halaman khusus layanan bagi masyarakat untuk menulis berita lepas.

Redaksi Jatimkini.com tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut

Baca juga: Perang, Antara Kemanusiaan dan Ego Elit Politik

 

 

Editor : Redaksi

Ekonomi
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru