JATIMKINI.COM, Tiga tahun PT PLN Nusantara Power (PLN NP) Unit Pembangkitan (UP) Gresik beroperasi telah memberi kontribusi besar bagi masyarakat Jawa Timur. Bukan urusan setrum yang diberikan. Entitas bisnis milik PLN Group ini telah memberdayakan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial perusahaan berkelanjutan.
Salah satu program andalan yang kini menjadi sorotan ialah Asa Bergending. Yakni sebuah inisiatif berbasis pemberdayaan perempuan dan penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang telah menunjukkan dampak positif di Gresik.
ASA Bergending adalah singkatan dari Aman, Sehat, Berdaya Perempuan Gending. Program ini lahir pada 2022 sebagai respons terhadap tingginya angka KDRT di wilayah sekitar pembangkit.
Sebuah data internal menyebutkan bahwa 75 persen KDRT akibat tekanan ekonomi. Di sinilah intervensi PLN Gresik dimulai, yakni membangun program terpadu dengan pendekatan bio-psikososial, ekonomi, dan hukum.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menekankan bahwa tanggung jawab sosial tak bisa dilepaskan dari konsep keberlanjutan. “Keberlanjutan bukan hanya soal energi, di dalamnya jua menyangkut kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. Ia menambahkan, pemberdayaan perempuan dan kelompok rentan menjadi kunci menciptakan masyarakat tangguh.
Dalam praktiknya, Asa Bergending menjangkau 15 penyintas KDRT dan 134 anggota kelompok rentan di Kecamatan Gending, Gresik. Mereka mendapatkan pelatihan, pendampingan psikososial, hingga penguatan kapasitas ekonomi dan hukum. Pendekatan bio-psikososial dijalankan lewat layanan kesehatan mental, eco-healing, serta edukasi publik tentang pentingnya kesehatan jiwa.
Di ranah ekonomi, kelompok ini mendirikan koperasi Asa Bergending dan mengembangkan Bank Sampah Induk (BSI) Hobastank. Terdapat pula UMKM Gending Gendis yang mengolah produk lokal, serta kegiatan ekowisata edukatif, mulai dari greenhouse, budi daya jamur, hingga penginapan ramah lingkungan.
Untuk pilar hukum, program ini mengedukasi masyarakat tentang regulasi KDRT, menyediakan layanan advokasi, dan menyelenggarakan pembekalan bagi calon pengantin untuk mencegah kekerasan sejak dini.
Ketua Koperasi Asa Bergending, Indah Wahyuni, menyebut program ini sebagai jalan keluar bagi banyak perempuan yang sebelumnya terjebak siklus kekerasan dan ketidakberdayaan.
“Kekerasan dalam rumah tangga bukan bentuk cinta, tapi pengkhianatan terhadap kepercayaan. Melalui program ini, kami ingin sembuh, sekaligus bangkit dan menjadi penggerak di masyarakat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kegiatan yang sudah dijalankan telah menjaring 1.332 peserta, bahkan ada yang datang dari Belgia.
Upaya pemberdayaan ini tak lepas dari inovasi teknologi yang diadopsi PLN Gresik. Misalnya, pemasangan panel surya berkapasitas 1.000 Watt peak untuk sistem irigasi digital, yang menunjang kegiatan pertanian dan ekowisata.
Teknologi Internet of Things (IoT) juga digunakan untuk mengatur dan memantau sistem irigasi, mengurangi ketergantungan terhadap air tanah dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Dampak positif dari Asa Bergending bukan hanya terasa di kalangan perempuan dan kelompok rentan. Kini program tersebut menjadi model kolaborasi lintas sektor. Sejauh ini sudah 42 instansi dan 893 peserta telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Tentu menjadikannya salah satu inisiatif CSR paling berdampak di wilayah tersebut.
PLN NP UP Gresik, lewat Asa Bergending, sedang menulis bab baru dalam narasi tanggung jawab sosial korporasi di Indonesia. Sebuah pendekatan yang menempatkan keberlanjutan bukan hanya sebagai jargon, tetapi sebagai pengalaman hidup yang nyata bagi warga di sekitarnya.
Editor : Rochman Arief