x
x

Akibat Kurangnya Budaya K3 Angka Kecelakaan Kerja Masih Tinggi. Penyebabnya Ini…

Rabu, 17 Jan 2024 15:43 WIB

Reporter : Achmad Arif

JATIMKINI.COM, Direktur SDM Subholding Pelindo Multi Terminal, Edi Priyanto menyebutkan, bahwa berdasarkan data kasus kecelakaan kerja di Indonesia dari tahun ke tahun terus alami peningkatan yang terjadi di beberapa perusahaan.  Hal ini, disebabkan masih  minimnya penerapan budaya  Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga kasus kecelakaan juga masih reatif tinggi.

“Kecelakaan-kecelakaan ini terjadi di tengah berbagai program K3 bukan karena ketidakadaan program K3, bisa jadi manajemen perusahaan tidak pernah mengajari pekerja tentang prinsip dan filosofi penerapan K3, namun hanya mengajarkan tentang pasal-pasal aturan dan prosedur, dan itupun masih sangat terbatas,” tegas  Edi  Priyanto saat menjadi pembicara dalam seminar internasional K3 yang bertajuk “Membangun Road Map Dalam Menjadikan K3 Sebagai Pendorong Peningkatan Daya Saing Sulawesi Selatan “  di hotel Myco Makassar , Selasa (16/1/2024)

Selain minimnya budaya K3 di perusahaan kata Edi, para pekerja banyak yang mengesampingkan aspek K3 karena dianggap kurangnya kepraktisan dalam bekerja dan terlalu ribet. Demikian juga dengan Perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, robotika, dan otomasi industri sehingga  mengubah lanskap pekerjaan dan memperkenalkan risiko baru

Edi kembali menjelaskan, bahwa organisasi yang beroperasi secara global atau yang memiliki tenaga kerja yang sangat beragam mungkin menghadapi tantangan dalam mengelola perbedaan budaya, regulasi, dan kebijakan K3 di berbagai lokasi. Demikian juga dengan model kerja yang lebih fleksibel, seperti bekerja dari rumah atau jadwal kerja yang tidak konvensional, dapat menyulitkan pengawasan dan penegakan standar K3. Tak hanya itu, adanya perubahan dalam regulasi K3 juga dapat mempengaruhi cara organisasi mematuhi standar keselamatan.

“Upaya yang bisa dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan keterlibatan aktif pekerja dalam pembudayaan K3. Salah satunya adalah bagaimana  partisipasi aktif pekerja dalam kegiatan K3, selanjutnya menjalankan dan melaksanakan kegiatan dengan cara yang aman”, ujar Edi juga menjabat Wakil Ketua Dewan K3 Provinsi Jawa Timur ini

“Demikian juga pekerja memberikan masukan mengenai adanya kondisi berbahaya di lingkungan kerjanya dan juga memberikan masukan dalam penyusunan prosedur dan cara kerja aman. Dan tak kalah pentingnya adalah pekerja yang mau mengingatkan pekerja lain mengenai bahaya ditempat kerja”, katanya.

“Attitude (perilaku/sikap positif) sangatlah penting dalam individu untuk menerima, memahami dan melaksanakan perilaku aman (safe behavior). Struktur pembentukan budaya keselamatan berawal dari perilaku aman individu”, pungkas Edi.

Seperti diketahui, seminar internasional K3 merupakan rangkian kegiatan bulan K3 yang dilangsungkan di Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam kegiatan ini juga menghadirkan narasumber seperti, Hery Sutanto Direktur Bina Kelembagaan K3 Kemenaker ,Aizul Azudin Grup dan Senior OHS Manager Interflour Group

Editor : Ali Topan

LAINNYA